DI tengah badai Covid-19 yang belum usai, India rupanya dihadapkan oleh serangan infeksi jamur hitam yang menewaskan 4.300 orang lebih.
Infeksi jamur hitam mencuat belakangan ini, karena banyak pasien covid-19 di India mengalami masalah kesehatan tersebut. Salah satu penyebab infeksi jamur hitam yang mematikan itu adalah penggunaan jangka panjang obat steroid.
Dalam proses pemulihan covid-19, pasien sudah pasti mengonsumsi sejumlah obat dan salah satunya yang mengandung steroid. Dikarenakan penggunaannya jangka panjang, ini yang kemudian memicu jamur hitam muncul di organ dalam tubuh.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menerangkan, jamur hitam tidak seperti jamur yang biasa dimakan. Jamur hitam hanya bisa dilihat melalui mikroskop.
INDIA menjadi salah satu negara yang mengalami banyak cobaan. Bagaimana tidak, di tengah badai Covid-19 yang belum usai, India rupanya dihadapkan oleh serangan infeksi jamur hitam yang menewaskan 4.300 orang lebih.
Di India banyak pasien covid-19 yang mengalami infeksi jamur hitam. Sebab dalam proses pemulihan covid-19, pasien sudah pasti mengonsumsi sejumlah obat dan salah satunya yang mengandung steroid.
Penggunaan steroid jangka panjang menurunkan kekebalan tubuh. Ini yang kemudian memicu jamur hitam muncul di organ dalam tubuh.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menerangkan, pasien covid-19 itu mendapatkan obat dalam penanganannya. Misalnya obat antibiotik. Nah, kalau terlalu lama pakai antibiotik juga bisa menyebabkan keseimbangan antara kuman dan berbagai bakteri di tubuh jadi terganggu. Sehingga, jamur yang tadinya dianggap tubuh sebagai teman dan tidak bikin sakit, malah jadi bikin sakit ketika kekebalan tubuh menurun. Bahk
BERITA LENGKAP : Fenomena Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isolasi Mandiri, Ini Kata Dokter
Fenomena kasus kematian pasien covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri yang terus meningkat dan meluas menunjukkan sejumlah indikas
Jumat, 23 Juli 2021 08:27 Editor:
DOKUMENTASI PRIBADI ANDI SUWARNO
Anggota Polisi Sat Samapta Polrestabes Semarang, Aiptu Andi Surwano menggunakan alat seadanya untuk memandikan jenazah terpapar covid 19 di Perum Graha Sendangmulyo Tembalang
TRIBUNJATENG.COM Co-inisiator Lapor Covid-19, Ahmad Arif menyebut, fenomena kasus kematian pasien covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri yang terus meningkat dan meluas menunjukkan sejumlah indikasi. Kematian pasien isoman adalah indikator nyata bahwa fasilitas kesehatan sudah kewalahan. Pemerintah kan tidak mau dibilang kolaps, tapi kenyataannya fasilitas kesehatan sudah tidak mampu menampung pasien, sehingga pasien bergejala sedang sampai berat terpaksa harus isolasi mandiri, tuturnya.
Penjelasan Dokter Kenapa Banyak Pasien Covid19 Status Isolasi Mandiri Covid-19 Meninggal Dunia
Bagaimana Cara Isolasi Mandiri di Rumah saat ada gejala Covid-19, kapan waktu tepat ke RS? Berikut penjelasan Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Jumat, 23 Juli 2021 10:03 Editor:
TRIBUN-SULBAR.COM
Ilustasi Tim Kesehatan cek lokasi isolasi mandiri pasien Covid 19 - Bagaimana Cara Isolasi Mandiri di Rumah saat ada gejala Covid-19, kapan waktu tepat ke RS? Berikut penjelasan Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
TRIBUN-TIMUR.COM - Data dari situs relawan LaporCovid-19, 2.000-an pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) meninggal dunia.
Banyak pasien Covid-19 merasa baik-baik saja dan memutuskan isoman, padahal ancaman nyata di depan mata yang tidak disadari.
Satgas Covid-19 IDI: Demonstrasi Potensi Besar Timbulkan Klaster Covid-19
Diperbarui 23 Jul 2021, 08:00 WIB
17
Liputan6.com, Jakarta Aksi unjuk rasa menolak pemberlakukan Pemberlakuan Pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat terjadi di sejumlah daerah.
Menyikapi hal itu, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menganggap demo berpotensi menimbulkan klaster baru Covid-19. Sebab, demo selalu menghadirkan banyak orang dan cenderung mengabaikan protokol kesehatan.
Baca Juga Mengenai berkerumun untuk urusan apapun, apakah berisiko tertular Covid-19? Iya. Berisiko tertular, berisiko menularkan Covid-19, kata Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban, Kamis (22/7/2021).
Beri, sapaan Prof Zubairi, mengatakan, cukup banyak orang yang terlihat sehat, padahal di dalam tubuhnya terdapat virus. Itu bisa menularkan ke orang lain. Jadi, alasan apapun kita berkerumun bisa menularkan Covid-19 dan bisa tertular Covid-19,