Usai Gembok Dibuka, Saham Bank Grup Salim (BINA) Ambrol 6 Persen Otoritas bursa kembali membuka perdagangan saham BINA mulai sesi I tanggal 21 Juli 2021, setelah suspensi selama sepekan. Azizah Nur Alfi - Bisnis.com 21 Juli 2021 | 10:21 WIB
Gedung PT Bank Ina Perdana Tbk - Istimewa ×
Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Ina Perdana Tbk. langsung berada di zona merah pagi ini setelah perdagangannya kembali dibuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Otoritas bursa kembali membuka perdagangan saham BINA mulai sesi I tanggal 21 Juli 2021, setelah suspensi selama sepekan.
Saham BINA anjlok 6,49 persen ke level Rp5.400 pada pukul 10.07 WIB, dari level sebelumnya Rp5.775. Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 5 juta saham dengan nilai transa
Mulai Besok Lusa (21/7), Saham Bank Grup Salim (BINA) Bisa Ditransaksikan Lagi bisnis.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from bisnis.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Share
Bisnis.com, JAKARTA Pengusaha Sudwikatmono harus turun tangan menemui Presiden Soeharto di tengah rencana ekspansi PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) pada medio 1995.
Rencana ekspansi Indofood Sukses Makmur sempat menuai polemik. Kondisi itu lantaran Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan enggan memberikan izin perluasan empat pabrik mi instan baru kepada perseroan.
Perdebatan antara pemerintah dan sayap usaha grup konsumer Grup Salim itu membuat perwakilan keduanya menghadap Presiden Soeharto. Peristiwa itu terekam dalam pemberitaan Koran Bisnis Indonesia edisi 5 Juli 1995 di artikel berjudul ‘Sanyoto & Dwi menghadap Presiden soal PT Indofood’.
Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua BKPM saat itu, Sanyoto Sastrowardoyo, menegaskan instansinya tetap kepada pendirian untuk hanya mengeluarkan izin perluasan pabrik mi yang produknya berorientasi ekspor. Hal itu disampaikan usai menemui Pak Harto pada 4 Juli 1995.
Share
Bisnis.com, JAKARTA Katalis positif dari perpanjangan insentif PPnBM kendaraan bermotor untuk PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) harus mendapat ujian dari implementasi PPKM darurat. Bagaimana prospek perbaikan kinerja keuangan dan saham emiten Grup Salim tersebut?
Indomobil Sukses Internasional baru saja merilis laporan kinerja kuartal I/2021 pada Kamis (1/7/2021). Hasilnya, emiten berkode saham IMAS itu mencatatkan pendapatan Rp4,54 triliun meningkat 1,78 persen dibandingkan dengan kuartal I/2020 sebesar Rp4,46 triliun.
Dari laporan yang sama, terlihat beban pokok penjualan IMAS pun turut meningkat menjadi Rp3,6 triliun per akhir Maret 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,54 triliun. Beban penjualan juga meningkat menjadi Rp371,53 miliar dari kuartal yang sama tahun lalu sebesar Rp313,72 miliar.
Bank Milik Grup Salim (BINA) Siapkan Proyek Digital Sahamnya Melesat bisnis.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from bisnis.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.