Dirut BSI Raih Gelar Doktor
beritasatu.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from beritasatu.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Hadirkan Fitur RoomMe Always On, RoomMe Gandeng Hypernet
beritasatu.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from beritasatu.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Beragam Kisah Harmoni dan Perdamaian dari Poso
Kamis, 22 Juli 2021 - 09:10 WIB | Penulis : Mitra Elshinta Feeder DW.com - Beragam Kisah Harmoni dan Perdamaian dari Poso
Bagi banyak orang di Indonesia, Poso dipandang sebagai kawasan yang menakutkan: penuh konflik, kekerasan, kerusuhan, atau terorisme. Persepsi buruk ini terutama terjadi sejak kawasan di Sulawesi Tengah ini dilanda kerusuhan komunal antara sekelompok umat Kristen dan muslim pada Desember, 1998, hingga beberapa tahun kemudian.
Dalam sebuah diskusi daring (webinar) yang diadakan oleh Nusantara Institute, Lian Gogali, direktur Institut Mosintuwu, sebuah lembaga yang bergerak di bidang perdamaian di Poso, mengatakan kalau kerusuhan sektarian kristiani-muslim waktu itu sebetulnya dipicu oleh provokasi dan agitasi sekelompok politisi dan fanatikus partai politik tertentu dengan menggunakan sentimen-sentimen keagamaan yang disebarkan melalui pamflet (selebaran), spanduk, atau orasi di forum-forum publik. Be
“Islam Publik” sebagai Tren Keberislaman Masa Kini
Apakah jenis keislaman yang diserap, diadopsi, atau dipraktikkan di Indonesia itu hanya Islam kulit” atau Islam permukaan” bukan Islam isi” atau Islam substansi”? Simak opini Sumanto al Qurtuby,
Salat di sebuah masjid di Indonesia
Pasca rontoknya rezim Orde Baru tahun 1998, panggung sosial Indonesia ditandai dengan fenomena munculnya Islam publik”, yaitu Islam yang tampil secara terang-terangan dan memainkan peran signifikan di ruang-ruang publik khususnya negara (state), masyarakat politik (political society), dan masyarakat sipil (civil society). Islam publik” juga mengacu pada fenomena keislaman dan keberislaman yang ditandai dengan proses deprivatisasi. Fenomena ini sangat kontras dengan periode Orde Baru dimana keislaman dan keberislaman tidak tampil secara jelas dan terang-terangan di ruang publik meskipun umat Islam banyak yang menjadi aktor-aktor sosial-politik.