Selain Sebagai Wasiat Rasulullah SAW, Ini Keutamaan Melaksanakan Sholat Dhuha, Ini Niat & Tata Cara
Selain sebagai wasiat Rasulullah SAW, Ini keutamaan, bacaan niat dan tata cara sholat Dhuha
Rabu, 21 Juli 2021 07:10 Editor:
TRIBUNKALTIM.CO - Selain sebagai wasiat Rasulullah SAW, Ini keutamaan, bacaan niat dan tata cara sholat Dhuha
Dikutip dari Buku Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah karya Ustaz M. Syukron Maksum, sholat dhuha adalah salah satu ibadah, yang dilaksanakan pada pagi hari, yaitu ketika matahari sedang naik.
Prakiraannya, matahari telah naik setinggi 7 hasta, yaitu sekitar pukul 7 sampai dengan menjelang waktu zuhur.
Minimal pengerjaan sholat dhuha adalah 2 rakaat, namun bisa dilaksanakan sejumlah 4, 6, atau 8 rakaat dengan 2 rakaat dalam sekali salam.
Setelah kembali dengan kemenangannya ke Makkah pada tahun 629 dan 630 Masehi, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam disebutkan kemudian membersihkan Kakbah dari berhala dan mengembalikan tempat suci ini seperti buatan Nabi Ibrahim Alaihissallam.
Pada tahun beliau wafat yakni 632 Masehi, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam melakukan perjalanan terakhirnya dan menetapkan ibadah haji. Sebelumnya
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Itulah balasan dari orang yang taat pada Allah, ia akan dipalingkan dari kesulitan dan musibah, akan dibukakan jalan keluar dengan mudah.
Sebagaimana disebutkan pula dalam ayat lainnya,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (3)
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan keten
– Bismillah, Allahumma hadza minka wa laka ‘anni wa ahli baitii, atau
– Bismillah, Allahumma hadza ‘anni wa ahli baitii
Tapi jika mewakili kurban orang lain, si jagal mengucapkan:
–
–
Ketiga,
Melansir laman Konsultasi Syariah pada Selasa (20/7/2021) ungkapan di atas statusnya adalah ikrar (menegaskan) apa yang ada dalam hatinya, dan bukan termasuk bentuk melafalkan niat bukan pula doa ketika berqurban.
Keterangan ini sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Ibnu Utsaimin,
“Ini bukan bentuk melafalkan niat. Karena perkataan orang yang menyembelih: ‘Ini qurban dariku dan keluargaku’ sifatnya sebatas memberitakan apa yang ada dalam hatinya. Karena dia sendiri tidak mengatakan: ‘Ya Allah, saya ingin berqurban.’ Sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang melafalkan niat. Akan tetapi yang dilakukan orang ini hanya menampakkan apa yang ada di hatinya saja…” (Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin, 22/20)
daging kambing. Hewan kurban yang satu ini pun banyak menjadi pilihan untuk dikurbankan di Idul Adha.
Ada alasan khusus kenapa Rasulullah menyukai bagian paha kambing. Di sisi lain, kegemarannya mengonsumsi daging kambing pun diakui para sahabat. Ini bisa dilihat dari hadis berikut:
كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فِى دَعْوَةٍ ، فَرُفِعَ إِلَيْهِ الذِّرَاعُ ، وَكَانَتْ تُعْجِبُهُ ، فَنَهَسَ مِنْهَا نَهْسَةً
Artinya, Kami pernah bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam suatu undangan. Kemudian dibawakanlah paha kambing dan beliau menyukainya. Kemudian beliau menggigitnya satu gigitan. (HR. Bukhari 3340 dan Muslim 501).
Terkait dengan daging kambing ini, Rasulullah pernah menjelaskan kalau daging paha kambing menjadi kesukaannya karena mudah dicerna dan mudah dimasak.
Selain itu, tentunya lezat dan lebih steril dari risiko penyakit. Mak