Mengapa di Era Reformasi Masih Ada Desoekarnoisasi? : vimars

Mengapa di Era Reformasi Masih Ada Desoekarnoisasi?


Mengapa di Era Reformasi Masih Ada Desoekarnoisasi?
Opini: Guntur Soekarno
Selasa, 27 Juli 2021 | 09:10 WIB
Bila kita mengingat kembali kejadian-kejadian di era Orde Baru, khususnya yang berhubungan dengan Bung Karno pasca wafatnya pada 21 Juni 1970, proses desoekarnoisasi dilaksanakan dengan terencana dan masif. Proses itu terutama yang berhubungan dengan ajaran, pemikiran, dan ideologinya.
Dengan berpijak pada Tap MPRS 33/1967 figur Bung Karno selalu dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ideologi komunisme, termasuk gerakan kontrarevolusioner G30S/PKI secara langsung atau tidak langsung. Walaupun ada Surat Perintah 11 Maret 1966, pengikut-pengikut setia Bung Karno, terutama dari daerah basis di Bandung dan Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, hingga Sumatera Utara di daerah Kabupaten Karo, banyak yang hilang tidak tentu rimbanya. Untuk daerah Bandung kota dan Jawa Barat, kebanyakan mereka hilang di daerah Subang yang merupakan salah satu basis organisasi-organisasi pendukung Orde Baru.

Related Keywords

Bali , Jawa Timur , Indonesia , Kalimantan , Indonesia General , Pancasila , Riau , Sumatra , Bandung , Jawa Barat , Buster Hatta , Buster Karno , Fatmawati Soekarno , Hero National , Party Democracy Indonesia Struggle , Party Communist Indonesia , Order New , Buster Karno Post , Warrant March , Java West , Java Middle , Sumatra North , General Suharto , Star Son Noble , Conditions Geologic Time Reform After Suharto , Geologic Time Reform , Much Less , Young Indonesia , Sumatra West , Region Indonesia East , Sulawesi South , Willing Gods , பாலி , ஜவ டைமூர் , இந்தோனேசியா , சுமத்ரா , பாண்டுங் , ஜவ பாரத் , ஆர்டர் புதியது , அதிகம் குறைவாக , இளம் இந்தோனேசியா ,

© 2025 Vimarsana