DALAM babad Carita Sejarah Lasem diceritakan bahwa perang Lasem karena kesewenang wenangan pemerintah kolonial Belanda terhadap orang tionghoa yang tinggal di Batavia pada tahun 1740.
Di Batavia timbul pemberontakan orang-orang tionghoa hampir di seluruh pulau Jawa, penyebab utama karena Gubernur jenderal VOC, Valkenier mengeluarkan peraturan, bagi semua orang tionghoa harus memiliki surat izin tinggal (var Bligf verguning). Juga memutuskan untuk mengurangi jumlah penduduk tionghoa diJawa.
Pada tahun 1741 benteng kompeni di Kartosuro berhasil dibakar dan dihancurkan , lalu sunan pakubuwono II menginstruksikan seluruh bupati wilayah Mataram untuk melawan Belanda.
Instruksi ini secara cepat ditanggapi para pejuang Jawa dan tionghoa Lasem. Mereka dipimpin empat serangkai yaitu, Raden Panji Margono putera Tmenggung Tejokusumo V Adipati Lasem, Kyai Ali Badhawi pengasuh pondok pesantren Purikawak desa Sumbergirang, Tan Ke Wi seorang pengusaha tambak ikan dan ubin terra cotta yang ahli