vimarsana.com


Agar "panic buying" tak kembali terjadi
Oleh Lia Wanadriani Santosa
Rabu, 7 Juli 2021 09:07 WIB
Ilustrasi seorang perempuan mengenakan masker, sedang berbelanja di supermarket namun seuruh barang sudah habis terjual akibat panic buying. (Shutterstock)
Jakarta (ANTARA) - Pembelian impulsif atau
panic buying akibat mengambil keputusan secara emosional seperti yang terjadi dalam kasus tabung oksigen hingga susu berlogo beruang beberapa waktu lalu bisa dihindari. 
Psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia Mega Tala Harimukthi mengatakan, kembali ke akal sehat dan hati nurani bisa menjadi salah satu kiatnya. Merujuk pada kelangkaan tabung oksigen karena diburu orang seiring meningkatnya angka kasus COVID-19, cobalah kembali memahami siapa saja yang sebetulnya membutuhkan alat ini, khususnya di tengah pandemi COVID-19. 

Related Keywords

Japan ,Indonesia ,Jakarta ,Jakarta Raya ,Santosa ,Sumatera Utara , ,Imposition Restriction Activities Society ,University Indonesia Cloud Replication ,Administration Bandung ,Organization Health World ,Psychologist Clinical ,Local Administration Bandung ,According To Replication ,Karina Runes ,Santosa Editors ,Rosary Bi Daughter ,ஜப்பான் ,இந்தோனேசியா ,ஜகார்த்தா ,ஜகார்த்தா ராய ,

© 2024 Vimarsana

vimarsana.com © 2020. All Rights Reserved.