BEBERAPA pekan lalu Amerika Serikat (AS) menyatakan masyarakatnya boleh melepas masker jika sudah mendapat dua dosis vaksin covid-19. Penggunaan masker di luar ruangan dianggap tidak perlu lagi karena merasa sudah aman.
Namun, kebijakan tersebut dikritik keras Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Lembaga kesehatan tersebut sekarang mewajibkan masyarakat AS menggunakan masker sekalipun sudah divaksin covid-19 karena merebaknya kasus Varian Delta.
Sebelumnya pada April 2021, CDC juga melonggarkan aturan penggunaan masker. Rekomendasi CDC kala itu berbunyi bahwa orang Amerika yang sudah divaksin lengkap tidak harus menggunakan masker, kecuali berada dalam kerumunan besar. Pedoman baru CDC menyatakan bahwa mereka yang sudah divaksin lengkap tetap harus pakai masker di tempat yang ramai, seperti di bus, pesawat, dan rumah sakit. Di sekolah pun guru, murid, staf, dan pengunjung harus memakai masker saat berada di dalam ruangan, jelas laporan
STUDI terbaru menunjukkan bahwa long covid-19 yang dialami sebagian penyintas bisa menyebabkan kerusakan saraf dan penumpukan sel kekebalan di kornea mata. Namun, hasil studi awal ini masih perlu diverifikasi terhadap kelompok penyintas lebih besar yang mengalami long covid-19.
Temuan studi ini juga mengisyaratkan sesuatu yang sudah diduga para ilmuwan bahwa salah satu gejala long covid-19 adalah kerusakan saraf perifer mata.
Berdasarkan laporan laman Live Science, secara garis besar penyintas yang mengalami long covid-19 banyak mengeluhkan masalah neurologis, termasuk sakit kepala, mati rasa di tubuh, kehilangan kemampuan indera penciuman, dan brain frog atau kesulitan berkonsentrasi. Masalah-masalah kesehatan tersebut menurut penelitian dikaitkan dengan gangguan kerusakan sel saraf dalam tubuh, terang Rayaz Malik, profesor kedokteran dan dokter konsultan di Weill Cornell Medicine-Qatar di Doha.
Kebanyakan dari mereka yang meninggal belum mendapatkan vaksin, ungkap laporan tersebut.
Oleh karena itu, vaksinasi masih menjadi upaya mencegah seseorang terinfeksi covid-19 varian apa pun. Hal ini sebagaimana disampaikan epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, bahwa vaksinasi, 5M, dan 3T menjadi upaya terbaik yang harus dilakukan. Penemuan Varian Delta Plus di Indonesia menunjukkan seberapa pentingnya pelaksanaan Test, Tracing, dan Treatment (3T) serta disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan 5M. Baginya, vaksinasi, 3T, dan 5M adalah tiga aspek yang harus dilakukan secara lebih kuat lagi untuk merespon kemunculan Varian Delta Plus ini, kata Dicky melalui pesan singkat belum lama ini.
Ia melanjutkan, dikarenakan Varian Delta Plus cepat menular, maka harus diperkuat ketiga unsur tersebut.